Tunisia, 15 September 2025 – Gelombang baru armada sipil internasional kembali bergerak. Dua kapal dari Asia dan Mali yang menjadi bagian dari Global Sumud Flotilla hari ini bersiap berlayar dari Tunisia menuju perairan internasional. Keduanya akan menyusul 16 kapal lain yang sebelumnya telah berangkat dari Barcelona dan singgah di Tunisia, di antaranya kapal Spectre, serta sejumlah kapal yang berangkat dari pelabuhan di Italia dan Yunani.
Berbeda dari rencana semula yang hendak berangkat serentak, konvoi ini dilakukan secara bertahap karena faktor teknis dan non-teknis di lapangan. Meski begitu, logistik dan persiapan armada disebut sudah matang. “InsyaAllah gerakan ini sudah settle. Tinggal menunggu pelepasan masifnya,” ujar Muhammad Hussein, dilansir dari instagram @mhusseingazaofficial
Lebih dari Sekadar Mengirim Bantuan
Global Sumud Flotilla menegaskan kembali bahwa misinya bukan semata-mata mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Amar ar-Risalah, salah satu delegasi dari Indonesia meluruskan, “Tujuan utama kami adalah menegur negara-negara yang seharusnya membuka blokade militer dan menyalurkan bantuan kemanusiaan, tetapi tetap bungkam.”
Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk kritik terbuka terhadap negara-negara Muslim dan Arab yang dinilai pasif. Dengan pajak dan donasi masyarakat yang dikelola lembaga zakat atau donor, seharusnya negara-negara tersebut dapat berbuat lebih. “Karena gambar-gambar pembantaian rupanya tidak mampu membangunkan pemimpin negeri Muslim, akhirnya masyarakat sipil harus turun tangan,” jelasnya.
Gerakan Sipil Non-Kekerasan
Global Sumud Flotilla menegaskan diri sebagai gerakan sipil non-violence tanpa senjata, yang berlayar tanpa pengawalan kapal perang. Risiko penangkapan atau penghadangan oleh kapal-kapal asing tetap ada, tetapi peserta flotilla menyebut langkah ini sebagai upaya “memecah kebisuan dunia”.
Sejarah sebelumnya menunjukkan bahwa jarang sekali kapal yang bisa benar-benar berhasil untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Sebagian besar disita sebelum tiba di Gaza. Namun, nilai strategis dari armada ini terletak pada tekanan moral dan politik yang dihasilkannya terhadap pemimpin dunia.
Delegasi Indonesia Mengawal
Delegasi Indonesia turut hadir di Tunisia, meski sebagian besar tidak ikut langsung berlayar. Mereka berperan mengawal proses keberangkatan dan menjaga komunikasi.. “Apapun yang terjadi ke depan, terus dukung kita, terus support kita. Semoga misi ini bisa berjalan dengan baik. Kita akan terus bergerak sampai blokade Gaza berakhir dan genosida berhenti,” pungkas Muhammad Hussein.
Tentang Global Sumud Flotilla
Global Sumud Flotilla adalah jaringan armada sipil internasional yang terdiri dari puluhan kapal dari berbagai negara. Gerakan ini berangkat dari semangat solidaritas global terhadap rakyat Palestina, dengan menekankan aksi non-kekerasan untuk menekan negara-negara agar menghentikan blokade Gaza.
Klik di sini untuk ikut melayarkan dukungan. Inilah saatnya untuk meluaskan manfaat dan solidaritas. Karena sekecil apa pun kepedulian dari kita, adalah kekuatan yang mendorong kapal ini bisa sampai ke Gaza.