Kenapa Hari Arafah Disebut Hari Paling Spesial?
Dalam setahun, ada hari-hari yang terasa lebih bermakna. Hari di mana kita diajak berhenti sejenak, merenung, dan kembali mengingat apa tujuan kita hidup. Salah satunya adalah Hari Arafah, hari ke-9 dalam bulan Dzulhijjah. Tapi, apa sih yang bikin Hari Arafah begitu spesial?
Yuk kita bahas dengan ringan tapi dalam.
1. Hari di Mana Allah Bangga dengan Hamba-Nya
Hari Arafah adalah puncaknya ibadah haji. Para jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk berwukuf, yaitu berdiam diri, berdoa, dan memohon ampunan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba dari neraka selain Hari Arafah.” (HR. Muslim)
Bayangin, Allah bangga melihat hamba-Nya memohon, menangis, dan berharap di Padang Arafah. Bahkan untuk kita yang nggak sedang berhaji pun, Allah tetap membuka kesempatan yang sama untuk mendekat.
2. Doa yang Nggak Ditolak (Kalau Hati Tulus)
Hari Arafah disebut sebagai waktu paling mustajab untuk berdoa. Banyak ulama menyarankan untuk membuat “daftar doa” sejak malam sebelumnya—apa pun itu: jodoh, keluarga, ampunan, rezeki, cita-cita, bahkan untuk Palestina.
Buat kamu yang kadang bingung harus berdoa apa, coba mulai dari:
- Minta ampun untuk dosa-dosa yang kita lupa kita lakukan
- Doakan orang tua, teman lama, atau guru yang pernah berjasa
- Minta hati yang lebih kuat, sabar, dan bisa terus meluaskan manfaat
3. Puasa Arafah: Ringan, Tapi Berarti Besar
Kalau kamu belum pernah coba puasa sunah, Hari Arafah bisa jadi awal yang sempurna. Rasulullah bersabda:
“Puasa Arafah menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Bayangin, satu hari nahan lapar, dua tahun dosa dihapus. Bukan cuma pahala besar, tapi ini juga latihan jiwa: nahan ego, jaga lisan, dan belajar peduli.
4. Arafah Nggak Harus di Makkah
Kamu nggak perlu ada di Padang Arafah untuk merasakan maknanya. Bahkan bagi kita yang berada di rumah, kita bisa “berwukuf dalam hati” — yaitu berhenti dari rutinitas, membuka diri pada ampunan Allah, dan memikirkan kembali:
Sudah sejauh mana aku meluaskan manfaat dalam hidup ini?
Bisa jadi, Arafah-mu tahun ini adalah ketika kamu:
- Memeluk keluargamu dan minta maaf
- Memberi makan tetanggamu yang sedang kesulitan
- Atau cukup duduk diam dan bersyukur
5. Cara Luaskan Manfaat di Hari Arafah, Bahkan Kalau Kamu Nggak Berangkat Haji
Hari Arafah adalah momen untuk luaskan manfaat, bukan cuma secara spiritual, tapi juga sosial. Salah satu caranya adalah melalui ibadah kurban, yang menjadi simbol kepedulian dan pengorbanan. Tapi kalau kamu belum mampu berkurban tahun ini, itu nggak masalah.
Masih ada banyak cara untuk tetap terlibat—misalnya lewat sedekah daging, bantu saudara kita di pelosok yang mungkin belum pernah menikmati daging segar setahun sekali pun.
Kamu bisa ikut jadi bagian dari kebaikan ini lewat Relawan Nusantara. Kurban atau sedekah dagingmu akan kami salurkan ke titik-titik yang benar-benar membutuhkan—dengan amanah, transparan, dan penuh cinta.
Karena kadang, satu potong daging bisa jadi pelukan hangat untuk mereka yang sedang dilanda dingin dan sepi.
Hari untuk Mengingat Siapa Kita
Hari Arafah bukan hanya hari untuk para jamaah haji. Tapi hari untuk semua hamba yang ingin pulang—ke dalam dirinya sendiri, ke rahmat Allah, dan ke misi hidupnya untuk meluaskan manfaat.
Di hari yang istimewa ini, semoga kita semua bisa mengambil waktu untuk berdoa, memohon ampun, dan berbagi.
Dan kalau kamu ingin ikut berbagi kebaikan lewat kurban atau sedekah daging bersama Relawan Nusantara, pintunya selalu terbuka. Pelan-pelan, kita meluaskan manfaat. Sekecil apa pun itu.