Tunis, 9 September 2025 – Misi kemanusiaan untuk Gaza kembali mendapatkan teror. Kapal utama Global Sumud Flotilla (GSF), yang dikenal sebagai Family Boat atau Kapal Keluarga, diserang oleh pesawat tanpa awak (drone) di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, pada Senin malam (8/9).

Kapal sipil dengan bendera Portugis itu tengah membawa anggota Komite Pengarah GSF, Yasemin Acar, termasuk aktivis Greta Thunberg, Kieran Andrieu, Yusuf Omar, dan para pengarah utama flotilla lainnya. Serangan tersebut mengakibatkan kapal terbakar, namun seluruh penumpang berhasil selamat.

Kronologi Serangan

Menurut keterangan resmi GSF di Instagram, “semua penumpang dan awak selamat. Investigasi sedang berlangsung, dan informasi lebih lanjut akan diumumkan segera.”


Dilansir dari TRT World, serangan terjadi ketika sebuah drone melintas rendah di atas kapal, melepaskan bom, lalu meledak. Api sempat membakar bagian kapal sebelum berhasil dipadamkan.

Yasemin Acar, anggota Komite Pengarah GSF, mengungkapkan melalui video di Instagram:

“Sebuah pesawat tanpa awak terbang tepat di atasnya, melepaskan bom, lalu meledak, dan kapal itu terbakar. Semua orang di kapal itu baik-baik saja. Apinya telah padam.”

Respon Dunia Internasional

Serangan ini langsung mendapat sorotan dunia. Al Jazeera melaporkan, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, menyerukan perlindungan segera bagi armada tersebut.


“Kapal utama armada tampaknya diserang oleh pesawat tak berawak di pelabuhan Tunis. Dua kapal lainnya sedang dalam perjalanan ke Tunis dan mereka membutuhkan perlindungan segera,” tulisnya di X.

Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, indikasi ancaman sebelumnya sudah ada. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, sempat menegaskan akan memperlakukan GSF sebagai “teroris” karena dianggap menantang blokade Gaza.

Kapal Harapan dari 44 Negara

.Global Sumud Flotilla, yang namanya berasal dari bahasa Arab, sumud (keteguhan). Armada ini membawa misi sederhana namun penuh akan resiko. menembus blokade Israel, mengirim bantuan kemanusiaan, dan menunjukkan solidaritas dunia untuk rakyat Gaza.

Dalam pernyataan resminya, GSF menegaskan bahwa serangan ini tidak akan menghentikan mereka:

“Tindakan agresi yang bertujuan mengintimidasi dan menggagalkan misi kami tidak akan menghalangi misi kami. Misi damai kami untuk mematahkan pengepungan di Gaza dan berdiri dalam solidaritas dengan rakyatnya terus berlanjut dengan tekad dan keteguhan.”

Gaza: Genosida yang Terus Berlangsung

Konteks di balik misi ini tak bisa dilepaskan dari tragedi di Gaza.

  • Menurut laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung PBB pada 22 Agustus lalu, kelaparan sudah melanda Gaza Utara dan berpotensi menyebar karena blokade yang diperketat.

  • Genosida Israel memasuki hari ke-700 pada Jumat lalu, dengan lebih dari 64.500 warga Palestina terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

  • Hampir seluruh penduduk Gaza kehilangan rumah, hidup dalam reruntuhan dan pengungsian.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Solidaritas yang Tak Bisa Dibungkam

Bagi para aktivis di kapal, serangan ini hanyalah pengingat bahwa jalan menuju kemanusiaan memang penuh bahaya. Tetapi, mereka percaya bahwa setiap resiko sepadan dengan harapan yang dititipkan oleh rakyat Gaza.

“Ini bukan hanya serangan terhadap kapal sipil. Ini adalah serangan terhadap harapan dan solidaritas dunia untuk Gaza,” tegas Yasemin Acar.

Armada Sumud Global tetap dijadwalkan melanjutkan pelayaran pada Rabu (10/9) dari Tunisia menuju Gaza. Dari Barcelona hingga Tunis, dari Eropa hingga Asia, pesan mereka tetap sama, selama masih ada ketidakadilan, kapal harapan ini akan terus berlayar.

Klik di sini untuk ikut melayarkan dukungan. Inilah saatnya untuk meluaskan manfaat dan solidaritas. Karena sekecil apa pun kepedulian dari kita, adalah kekuatan yang mendorong kapal ini bisa sampai ke Gaza.