Gaza — Di tengah langit yang masih dihiasi suara dentuman dan debu puing yang belum sepenuhnya reda, seberkas harapan datang menghampiri warga Gaza. Puluhan truk bantuan kemanusiaan akhirnya mulai menembus Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom, membawa berton-ton logistik untuk masyarakat yang telah berbulan-bulan hidup dalam keterbatasan.
Truk-truk itu mulai bergerak dari wilayah Semenanjung Sinai, Mesir, munuju perlintasan Kerem Shalom pada Minggu (27/7). Konvoi tersebut membawa bantuan dan sesampainya di Gaza Selatan, lautan manusia menyambut kedatangan bantuan.
Jeda Kemanusiaan dan Koridor Aman
Pengiriman bantuan ini menjadi mungkin setelah militer Israel mengumumkan “jeda taktis” di sejumlah wilayah yang tidak menjadi zona operasi aktif militer, termasuk Al Mawasi, Deir al-balah, dan Gaza City. Jeda ini diberlakukan setiap hari dari pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat, serta diiringi dengan pembukaan rute-rute aman sejak pukul 06.00 hingga 23.00.
Langkah ini muncul di tengah desakan global yang semakin kuat terhadap Israel untuk membuka jalur bantuan bagi warga sipil yang terdampak konflik. Selama beberapa bulan terakhir, akses bantuan kemanusiaan dibatasi secara ekstrem, menyebabkan krisis pangan, dan memburuknya kondisi kesehatam masyarakat Gaza secara keseluruhan.
Respons Dunia dan Komitmen PBB
Desakan dunia internasional, termasuk badan-badan PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan global, telah mendorong Israel untuk membuka kembali akses bantuan darurat. Pada hari pertama jeda kemanusiaan yang diumumkan Israel, lebih dari 120 truk berhasil masuk ke Jalur Gaza dan didistribusikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra kemanusiaan lainnya.
COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel, menyatakan bahwa distribusi dilakukan dengan pengawasan dan koordinasi ketat demi menjamin bantuan sampai ke tangan masyarakat yang paling membutuhkan
Mengapa Bantuan Ini Masih Belum Cukup?
Meskipun lebih dari 120 truk berhasil menembus Gaza, skala krisis yang dihadapi warga Palestina jauh lebih besar dari angka tersebut. Selama lebih dari empat bulan, seluruh pasolan ke wilayah ini ditutup, mengakibatkan keruntuhan sistem layanan dasar. Rumah sakit hancur, anak-anak mengalami malnutrisi, dan kebutuhan akan air bersih menjadi semakin genting.
Relawan Nusantara bersama jaringan kemanusiaan global mengajak kita semua untuk tidak menutupp mata. Bantuan yang masuk ke Gaza hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju pemulihan. Masih jutaan jiwa yang menggantungkan harapan pada dunia luar, pada kita, untuk terus meluaskan manfaat dan menyarakan kepedulian.
Mari Luaskan Manfaat Bersama
Kita mungkin tak berada di garis depan, tapi kita bisa menjadi bagian dari harapan yang mengalir ke Gaza. Sekecil apa pun kontribusi kita, akan sangat berarti bagi mereka yang berjuang untuk hidup.
Bantu kami kirimkan lebih banyak paket makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya ke Gaza.