Cimahi, 23 Oktober 2025 – Bagi sebagian orang, berlari hanyalah olahraga. Namun bagi Pak Irfan Nurul Ramadhan, berlari adalah simbol perjuangan hidup. Ia bukan hanya seorang atlet marathon, tapi juga pekerja pabrik, suami, dan ayah bagi putra semata wayangnya yang berusia 10 tahun.
Di sela-sela padatnya pekerjaan, Pak Irfan selalu menyempatkan diri berlatih. Ia percaya, selagi tubuh kuat, semangat tak boleh padam. Hidupnya sederhana, namun penuh makna. Bersama sang istri, mereka menabung harapan kecil untuk masa depan anak mereka. Namun, nasib berkata lain.
Beberapa bulan lalu, langkah Pak Irfan yang dulu mantap di lintasan marathon harus terhenti di ranjang rumah sakit,i sebab ia sedang bertarung melawan sakit yang hampir merenggut nyawanya.
Dari Rasa Nyeri Hingga Kehilangan Usus Besar
Semua bermula dari rasa nyeri di perut yang awalnya dianggap sepele. Namun rasa sakit itu semakin parah hingga membuatnya dilarikan ke rumah sakit. Di sanalah kenyataan pahit itu datang, Pak Irfan didiagnosis menderita peradangan usus, TB usus, serta pecahnya usus buntu yang menyebabkan infeksi menyebar luas.
Tiga kali ia menjalani operasi besar. Satu per satu bagian ususnya harus diangkat untuk menyelamatkan nyawanya. Hingga akhirnya, hampir seluruh usus besar harus diangkat. Kini, hidupnya bergantung pada kantong stoma bag, alat yang menjadi pengganti fungsi pencernaannya.
Di Antara Kesembuhan dan Keterbatasan
Operasi memang ditanggung BPJS Kesehatan, tetapi kehidupan setelah operasi adalah perjuangan tersendiri. Pak Irfan harus menjalani masa pemulihan sembilan bulan, dengan kontrol rutin setiap pekan ke rumah sakit. Biaya transportasi, perawatan luka, serta penggantian stoma bag yang hanya bisa digunakan beberapa kali pakai menjadi pengeluaran besar yang sulit ditanggung.
Kini, ia tidak dapat bekerja. sang istri, masih berusaha tetap bekerja di pabrik dengan gaji pas-pasan untuk menutupi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anaknya. Namun dengan satu penghasilan dan kebutuhan medis yang terus berjalan, keadaan keluarga ini semakin berat.
“Kalau saya sembuh nanti, saya ingin jadi relawan kebaikan. Saya ingin bantu orang lain seperti saya dulu dibantu,”
kata Pak Irfan kepada tim relawan nusantara.
Kata-kata itu bukan sekedar harapan. Di tengah keterbatasannya, Pak Irfan masih memikirkan orang lain. Di balik tubuh yang lemah, ia menyimpan kekuatan luar biasa, kekuatan untuk tetap bersyukur dan tidak menyerah.
Kehadiran Relawan: Harapan yang Kembali Dinyalakan
Melalui Program Bantuan Kesehatan Relawan Nusantara, dua relawan datang langsung ke rumah Pak Irfan. Mereka menyalurkan bantuan transportasi kontrol, kantong stoma bag, serta kebutuhan harian keluarga.
Bagi banyak orang, itu mungkin terlihat sederhana. Namun bagi keluarga Pak Irfan, bantuan itu berarti penghidupan. Saat menerima bantuan, matanya berkaca-kaca. Ada rasa haru dan bahagia yang tak bisa disembunyikan.
Bantuan itu bukan hanya tentang barang, tetapi tentang kepedulian. Tentang bagaimana kebaikan bisa menjadi jembatan antara penderitaan dan harapan.
Kisah Lari yang Belum Usai
Hari ini, langkah Pak Irfan mungkin tidak lagi terdengar di lintasan marathon. Tapi sesungguhnya, ia masih terus berlari. Berlari untuk mengejar kesembuhan dan kehidupan yang layak bagi keluarganya.
Setiap kontrol yang ia jalani, setiap obat yang ia minum, dan setiap doa yang ia panjatkan, semuanya adalah bentuk dari keteguhan hati seorang pejuang yang tidak mau menyerah pada keadaan. Perlahan, tubuhnya mulai membaik. Namun ia masih membutuhkan waktu, perawatan, dan dukungan untuk bisa benar-benar pulih.
Kita Bisa Menjadi Bagian dari Langkahnya
Kisah Pak Irfan mengingatkan kita, bahwa di balik wajah-wajah sederhana di sekitar kita, ada cerita luar biasa tentang perjuangan, kesabaran, dan cinta. Bahwa sekecil apa pun bantuan yang kita berikan, bisa menjadi tenaga baru bagi seseorang yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.
Terima kasih kepada para donatur yang telah berbagi harapan dan kebaikan bersama Relawan Nusantara. Karena dari tangan kalian, harapan itu kembali hidup.
Klik disini untuk ikut melanjutkan langkah kebaikan ini. Karena setiap kebaikan yang sahabat berikan, merupakan nafas baru yang menghidupkan harapan.