Lombok Timur, 20 Oktober 2025 – Di pesisir selatan Lombok Timur, di mana tanah retak menyapa setiap langkah dan angin kemarau membawa debu ke seluruh penjuru desa, ada140 keluarga yang selama berbulan-bulan berjuang melawan kekeringan. Sumber air bersih nyaris tak ada, dan setiap tetes air menjadi barang berharga yang harus dibeli dengan harga tinggi.
Namun pada hari Senin itu, di bawah terik matahari Jerowaru, truk-truk pengangkut tangki air berhenti di jalanan Dusun Kaliantan dan Dusun Aik Mual. Dari dalamnya mengalir air bersih yang jernih, hadiah kecil namun bermakna besar dari sahabat yang disalurkan oleh Relawan Nusantara.
Aksi kemanusiaan ini menyalurkan 6 tangki air bersih kepada 140 Kepala Keluarga. Sebanyak 72 KK di Dusun Kaliantan dan 68 KK di Dusun Aik Mual, yang selama ini harus membeli air seharga Rp10.000–Rp20.000 per jerigen setelah menempuh jarak hingga 15 kilometer dari rumah mereka.
Kekeringan yang Menjadi Luka Kolektif
Kecamatan Sekaroh, Jerowaru, adalah wilayah pesisir yang secara geografis sulit memperoleh air tawar. Sumber air tanah di sana cenderung asin karena berdekatan dengan garis pantai, sementara curah hujan yang minim memperburuk keadaan.
Musim kemarau tahun ini menjadi salah satu yang terpanjang dalam beberapa tahun terakhir. Sumur-sumur dangkal mengering, air hujan yang tersisa di bak penampungan telah habis sejak bulan Agustus, dan warga kini menggantungkan harapan mereka pada bantuan dari luar desa.
Air asin sudah jadi bagian dari hidup warga disana. Mereka menggunakannya untuk mandi, mencuci, dan membersihkan rumah. Namun untuk minum, mereka tidak sanggup mengonsumsinya, sehingga biasanya warga disana membeli air, walau harus menunggu lama dan mahal.
Enam Tangki Air, Enam Simbol Kehidupan
Ketika Relawan Nusantara datang membawa enam tangki air bersih, suasana di dua dusun itu berubah. Anak-anak berlarian dengan jerigen kecil, para ibu bergegas membawa ember dan baskom, dan para bapak membantu mengatur antrean agar pembagian air merata.
Air yang mengalir dari mulut selang tangki itu disambut dengan senyum dan doa. Bagi mereka, itu bukan hanya air, tapi kehidupan yang kembali mengalir setelah sekian lama kering.
Kehadiran Relawan Nusantara menjadi angin segar di tengah ketidakpastian. Di balik setiap tangki yang disalurkan, tersimpan pesan bahwa solidaritas kemanusiaan masih hidup. Bahwa di tengah kesibukan dunia modern, masih ada hati yang peduli terhadap mereka yang berjuang di pinggir negeri.
Dampak Nyata di Lapangan
Enam tangki bantuan air bersih ini cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat selama beberapa hari ke depan.
Selain distribusi air, Relawan Nusantara juga melakukan dialog langsung dengan warga untuk mendengarkan aspirasi mereka. Dalam percakapan itu, muncul satu harapan besar: kemandirian air bersih.
“Kami sangat membutuhkan solusi alternatif agar wilayah kami tidak lagi bergantung pada bantuan air dari luar. Alat penyulingan air akan menjadi solusi jangka panjang agar masyarakat tidak lagi kesulitan mengakses air bersih, terutama di musim kemarau seperti sekarang,” ujar perwakilan warga.
Setetes Air, Sejuta Harapan
Kisah di Kaliantan dan Aik Mual adalah cerminan bahwa kebaikan kecil bisa berdampak besar. Enam tangki air mungkin tampak sederhana, namun bagi 140 keluarga yang menunggu setiap tetesnya, itu merupakan bantuan kehidupan yang bermakna.
Dari sinilah kita belajar, bahwa solidaritas bisa menembus batas, dan empati bisa menjadi sumber kehidupan baru bagi sesama.
Klik disini untuk ikut mengalirkan kebaikan. Karena air tidak hanya menghapus haus, tapi juga menumbuhkan harapan. Mari terus mengalirkan kehidupan bersama Relawan Nusantara. Setiap donasi yang mengalir dari tangan kita, akan berubah menjadi tetesan kebahagiaan di tanah yang kering.