Di saat sebagian saudara kita di Sumatera dan Aceh masih berjibaku dengan sisa-sisa banjir, membersihkan lumpur, menata ulang rumah, dan menguatkan hati untuk kembali memulai kehidupan berjalan kembali, kepedulian datang dari Jakarta Timur dengan cara yang berbeda. Pada 17 Desember 2025,  Gekrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional) bersama Relawan Nusantara melakukan kolaborasi dengan menyelenggarakan Konser Amal “Stand For Sumatera”, yang menjadi sebuah ruang solidaritas untuk mempertemukan empati, seni, dan aksi nyata.

Bertempat di PPFN (Pusat Produksi Film Negara), Jalan Otto Iskandardinata, konser ini bukan hanya panggung musik biasa. Ia menjadi jembatan antara mereka yang terdampak bencana dengan masyarakat luas yang ingin membantu. Di balik denting nada dan sorotan lampu, ada tujuan yang jelas, untuk memastikan para penyintas tidak dibiarkan menghadapi masa sulit ini sendirian.

Kolaborasi dari berbagai sektor menguatkan langkah ini. Dukungan dari PFN (Perusahaan Film Nasional), Sony Music Indonesia, V2 Indonesia, serta para pelaku industri kreatif dan kemanusiaan menghadirkan energi kebersamaan yang terasa hangat. Ketua Umum Gekrafs, Kawendra Lukistian, hadir langsung bersama para artis, musisi, dan influencer Tanah Air, ikut  menyuarakan kepedulian dan mengajak masyarakat untuk bergerak bersama.

Nama-nama seperti Ifan Seventeen, Ifan Govinda, Giant Killing, Caessaria, Amanda Caessa, Eltasya, Asep Kambali, Derie Arya, dan para influencer lainnya menjadi penguat pesan bahwa solidaritas bisa disampaikan dengan banyak cara. Selama kurang lebih dua setengah jam, musik menjelma menjadi bahasa empati.

Dari Panggung ke Aksi Nyata, Harapan Terus Bergerak

Dampak dari kebersamaan ini terasa nyata. Konser amal ini berhasil menghimpun donasi sebesar Rp1.008.879.798. Angka tersebut bukan hanya menjadi nominal belaka, melainkan potensi kehidupan yang kembali bergerak. Ia menjelma menjadi pangan untuk keluarga yang dapurnya sempat kosong, air bersih untuk mengembalikan kesehatan, kebutuhan anak dan ibu, serta dukungan pemulihan pasca bencana agar roda kehidupan bisa berputar lagi di wilayah terdampak.

Lebih dari itu, konser ini menegaskan satu hal penting, ketika empati dipadukan dengan kolaborasi, dampaknya akan lebih terasa. Gotong royong ini tidak berhenti pada satu malam pertunjukan, tetapi akan berlanjut pada proses penyaluran bantuan dan pemulihan yang berkesinambungan. Masyarakat menunjukkan bahwa kepedulian masih hidup, dan harapan masih bisa dihadirkan bersama.

“Stand For Sumatera” menjadi pengingat bahwa di tengah bencana, selalu ada ruang untuk saling menguatkan. Setiap dukungan, dalam bentuk apapun, adalah pesan bagi para penyintas bahwa mereka diperhatikan, didengar, dan ditemani. Dan selama solidaritas itu terus dijaga, harapan akan selalu menemukan jalannya untuk pulang.

Klik disini untuk ikut mengulurkan tangan untuk saudara kita di Sumatera. Karena dari kegiatan kolaborasi ini, semoga bisa menjadi pengingat, bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk membantu. Kreativitas, jejaring, suara, karya, hingga kehadiran, apa pun yang kita miliki, dapat kita manfaatkan untuk menolong saudara-saudara kita yang sedang diuji. Ketika potensi itu disatukan, bantuan tidak akan lagi terasa terlalu berat, melainkan menjadi gerakan kolektif yang penuh makna.