Dalam perjalanan waktu kalender Hijriah, ada bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah dengan keistimewaan tertentu. Salah satunya adalah Bulan Rajab, bulan ke-7 dalam kalender Islam yang termasuk ke dalam Asyhurul Hurum (bulan-bulan haram/mulia). Kehadirannya bukan hanya menjadi pergantian waktu, tapi juga penanda dimulainya fase persiapan spiritual menuju bulan-bulan agung berikutnya, yaitu Sya’ban dan Ramadhan.
Bulan Rajab menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk menata kembali hati, memperbaiki amal, serta memperkuat hubungan dengan Allah. Di bulan inilah, sejarah Islam mencatat peristiwa-peristiwa besar yang sarat akan pelajaran. Lalu, apa saja keutamaan dan peristiwa penting di Bulan Rajab, serta amalan apa yang dianjurkan untuk menghidupkannya? Yuk, kita telusuri bersama.
Sejarah Penamaan Bulan Rajab
Secara bahasa, Rajab berasal dari kata rajaba–yarjubu yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Sejak masa jahiliyah, bangsa Arab telah memuliakan bulan Rajab dengan menghentikan peperangan dan pertumpahan darah.
Ketika Islam datang, kemuliaan bulan Rajab ditegaskan kembali dan diletakkan dalam bingkai tauhid. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ada dua belas bulan… di antaranya ada empat bulan haram.” (QS. At-Taubah [9]: 36)
Mayoritas ulama sepakat bahwa empat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, dosa lebih besar akibatnya, dan ketaatan lebih besar pula pahalanya.
Peristiwa Penting di Bulan Rajab
Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah islam terjadi di bulan Rajab, yaitu peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam satu malam, Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra’), lalu dinaikkan ke Sidratul Muntaha (Mi’raj).
Dari peristiwa inilah, Allah SWT mewajibkan shalat lima waktu kepada umat Islam. Isra’ Mi’raj bukan hanya menjadi mukjizat, tetapi juga penegasan bahwa shalat adalah tiang agama dan penghubung utama antara hamba dengan Rabb-nya.
Perang Tabuk: Ujian Keimanan dan Ketaatan
Sebagian riwayat menyebutkan bahwa persiapan menuju Perang Tabuk dimulai pada Bulan Rajab tahun 9 Hijriah. Perang ini dikenal sebagai peperangan yang sangat berat karena dilaksanakan di tengah cuaca panas, jarak yang jauh, serta keterbatasan logistik.
Peristiwa ini menjadi ujian keimanan yang nyata, membedakan antara orang-orang beriman yang tulus dan mereka yang munafik. Dari sini, umat Islam belajar tentang keikhlasan, pengorbanan, dan ketaatan total kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Wafatnya Beberapa Tokoh Besar Islam
Dalam sejarah, Bulan Rajab juga menjadi saksi wafatnya beberapa tokoh penting Islam, di antaranya Sayyidina Umar bin Abdul Aziz, khalifah dari Bani Umayyah yang dikenal dengan keadilan, kezuhudan, dan kepemimpinannya yang amanah. Kepergiannya meninggalkan teladan besar tentang kepemimpinan yang berlandaskan takwa dan kepedulian terhadap umat.
Doa Memasuki Bulan Rajab
Saat memasuki Bulan Rajab, ada doa yang bisa menjadi pengingat bahwa bulan Rajab merupakan pintu awal menuju bulan-bulan penuh kemuliaan.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma bārik lanā fī Rajaba wa Sya‘bāna, wa ballighnā Ramaḍān.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan.”
Doa ini mengandung harapan agar setiap fase waktu yang kita lalui dipenuhi keberkahan, serta menjadi jalan untuk memperbaiki diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Membacanya sejak awal bulan Rajab dapat menjadi bentuk kesiapan hati, sekaligus pengakuan bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Allah dalam menjalani ibadah.
Amalan yang Dianjurkan di Bulan Rajab
Kemuliaan Bulan Rajab akan terasa maknanya apabila diisi dengan amal-amal kebaikan. Meski tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan secara spesifik, para ulama menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak amal saleh sebagai bentuk pengagungan terhadap bulan mulia ini.
Memperbanyak Taubat dan Istighfar
Bulan Rajab adalah bulan yang tepat untuk membersihkan hati dan memperbaiki diri. Taubat menjadi pintu awal sebelum memasuki bulan Sya’ban dan Ramadhan. Allah SWT berfirman:
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur [24]: 31)
Memperbanyak istighfar di Bulan Rajab menjadi latihan spiritual untuk menundukkan hati dan mengakui kelemahan diri di hadapan Allah.
Memperbanyak Puasa Sunnah
Puasa di Bulan Rajab termasuk amalan sunnah yang dianjurkan, baik puasa Senin-Kamis maupun puasa Ayyamul Bidh. Beberapa sahabat dikenal memperbanyak puasa di bulan-bulan haram sebagai bentuk pengagungan terhadap waktu yang dimuliakan Allah.
Bersedekah dan Berbuat Kebaikan Sosial
Sedekah adalah amalan yang tak terikat oleh waktu, namun nilainya semakin besar ketika dilakukan di waktu-waktu mulia. Bulan Rajab dapat menjadi momentum memperkuat kepedulian sosial, membantu sesama, dan menebar manfaat. Rasulullah SAW bersabda:
“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Memperbanyak Ibadah Sunnah
Selain puasa dan sedekah, umat Islam dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur’an, shalat malam (tahajud), dzikir dan shalawat kepada Nabi SAW. Amalan-amalan ini menjadi bekal ruhani untuk menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang lebih siap dan iman yang lebih kuat.
Bulan Rajab bukan sekedar bulan yang berlalu dalam hitungan kalender. Ia adalah panggilan untuk berhenti sejenak, menata niat, dan memulai langkah kebaikan. Mari jadikan Bulan Rajab sebagai momentum memperbaiki diri dan memperbanyak amal.
Klik di sini untuk ikut berbagi kebaikan bersama Relawan Nusantara di bulan Rajab ini. Semoga setiap kebaikan yang kita tanam, In Syaa Allah menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, Aamiin Allahumma Aamiin.
