Palestina bukan hanya kisah mereka yang jauh di sana. Ia adalah cermin tentang siapa kita sebagai manusia. Tentang apakah kita masih memiliki ruang di hati untuk peduli pada mereka yang setiap harinya berjuang untuk sekedar bertahan hidup.

Di tengah puing-puing reruntuhan dan langit Gaza yang masih diselimuti ketegangan, ribuan keluarga di kamp pengungsian Al-Samidun, Jalur Gaza Utara, terus mencoba bertahan. Mereka kehilangan rumah, pekerjaan, bahkan sebagian keluarga. Namun satu hal yang tidak mereka hilangkan, ialah iman dan harapan.

Dari Indonesia, Hadir Uluran Tangan yang Menguatkan

Alhamdulillah, harapan itu kini mendapat nyawa baru. Melalui Relawan Nusantara, sebanyak 296 paket bahan makanan telah tiba pada tanggal 13 Oktober 2025 dan didistribusikan langsung untuk warga di kamp Al-Samidun. Paket tersebut berisi kebutuhan pokok yang mungkin sederhana bagi kita, namun amat berharga bagi mereka. Diantaranya: Beras, Lentil Ragi, Makaroni, Minyak Wijen, Keju Feta, Tahini, Kaleng Kacang Merah, Kaleng Kacang Arab, Kaleng Kacang Polong, Gula, Tuna, Garam, dan lain-lain.

Setiap item itu bukan sekadar bahan pangan. Ia adalah simbol kasih dari saudara jauh di Indonesia yang ingin menyampaikan bahwa mereka tidak sendirian.

Lebih dari Bantuan, Ini Tentang Harapan dan Doa

Di tengah keterbatasan dan blokade yang membatasi aliran bantuan ke Gaza, setiap paket yang berhasil masuk memiliki nilai yang jauh lebih besar dari angka. Bukan hanya mengisi perut, tapi juga mengisi kembali rasa percaya bahwa dunia masih memiliki hati.

Bantuan dari Indonesia inimerupakan hasil dari kesadaran bersama, bahwa setiap sedekah adalah doa yang bergerak. Setiap rupiah yang disalurkan oleh Sahabat menjadi bagian dari rantai panjang kepedulian yang menghidupkan Gaza hari demi hari.

Di tangan para relawan, doa itu diantarkan dengan peluh dan keberanian.
Di tangan masyarakat Gaza, doa itu berubah menjadi energi untuk bertahan hari demi hari.

Palestina adalah Kita

Kisah ini bukan tentang “mereka” di Palestina. Ini tentang “kita”, manusia yang masih ingin memiliki hati, masih ingin peduli, masih ingin percaya bahwa kebaikan bisa melawan keputusasaan.

Karena sesungguhnya, Palestina adalah ujian bagi kemanusiaan dunia. Dan selama masih ada tangan yang memberi, selama masih ada hati yang tergerak, maka harapan tak akan pernah mati.

Mari Terus Nyalakan Harapan Itu

Mungkin kita tidak bisa menghentikan Genosida yang terjadi, tapi kita bisa mengirimkan sepotong ketenangan lewat sekarung beras, sebotol minyak, atau sekaleng ikan tuna.

Klik disini untuk ikut berkontribusi, sekecil apa pun, akan selalu berarti. Karena bagi saudara kita di Gaza, satu paket makanan bisa menjadi satu hari kehidupan. Dan bagi kita, itu adalah bukti bahwa hati ini masih hidup.